MAKALAH
SENI
TARI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah seni tari dan drama
Dosen pengampu Ibu Ari Widyaningrum,Sp.d.,Mp.d.
Disusun oleh:
Nama :
Herlinda Mar’atusholihah
NPM :
(15120317)
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Seni Tari dalam Pembelajaran ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Ari Widyaningrum selaku dosen pengampu Pendidikan Seni Tari dan Drama fakultas ilmu pendidikan yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Seni Tari. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa dengan mudah di mengerti dan dapat di pahami isi dari makalah tersebut. Saya minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca saya minta maaf.
Semarang,
7 Mei 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1.Latar
Belakang....................................................................................................... 1
1.2.Rumusan
Masalah ................................................................................................. 1
1.3.Tujuan
Penulisan.................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.1.Deskripsi Seni
Tari............................................................................................................ 3
2.2.Jenis-jenis
Seni Tari.......................................................................................................... 4
2.3.Macam-macam
Seni Tari.................................................................................................. 7
2.4.Unsur-unsur
Seni Tari....................................................................................................... 8
2.5.Hakikat Seni
Tari Dalam Pembelajaran Di SD................................................................ 12
2.6.Deskrip 1
Tarian Daerah.................................................................................................. 14
BAB
III
PENUTUP................................................................................................................ 18
3.1.
Kesimpulan...................................................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dimana semakin
berkembang dengan pesatnya ilmu pengetahuan namun ada suatu hal yang tidak
dapat ditinggalkan atau disembunyikan keberadaannya terutama di Indonesia yaitu
keanekaragaman budaya yang tidak dapat dimiliki oleh negara lain. Saat ini
kebudayaan Indonesia semakin tenggelam dengan kehadiran teknologi-teknologi
yang semakin canggih. Apalagi generasi muda saat ini kurang peduli dengan
kebudayaan Indonesia, khususnya kesenian-kesenian seperti seni tari. Maka dari
itu, untuk memperkenalkan kesenian Indonesia kepada generasi muda terutama
peserta didik mulai dari anak-anak hingga remaja adalah dengan cara memberikan
pendidikan seni dalam bentuk pelajaran maupun ekstrakurikuler di sekolah-sekolah
SD, SMP, SMA, SMK bagi siswanya untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada
dalam diri siswa tersebut.
Saya sebagai
penulis, menyusun makalah ini guna
memenuhi tugas yang berkaitan dengan pemahaman Pendidikan Seni yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni Teri dan Drama yaitu
Ibu Ari Widyaningrum. Beliau memberikan tugas pembuatan makalah ini bagi
mahasiswa Pendidikan Seni Tari dan Drama semester 4 dengan harapan agar para mahasiswa lebih memahami dan
mengetahui Pendidikan Seni yang diselenggrakan di sebuah instansi atau lembaga
pendidikan. Dan mahasiswa pun berupaya lebih mengerti bagaimana tujuan atau
proses pendidikan seni yang berkembang dalam di sekolah-sekolah tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah deskripsi seni tari ?
2. Apa saja jenis dan macam seni tari?
3. Apa unsure seni tari ?
4. Apa hakikat seni tari didalam
pembelajaran di SD ?
5. Apakah deskripsi tarian daerah
?
C. Tujuan Yang Ingin Di Capai
1. Ingin
mengetahui tentang deskripsi
seni tari
2. Ingin
mengetahui tentang jenis dan
macam seni tari
3. Ingin
mengetahui tentang unsure seni
tari
4. Ingin
mengetahui tentang hakikat
seni tari didalam pembelajaran di SD
5. Ingin
mengetahui tentang deskripsi 1
tarian daerah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Seni
Tari
Media ungkap tari adalah
gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur
estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada
bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat
atau penonton.
Kompetensi dasar dalam
mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan
gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan
memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok.
Kemampuan memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah
keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi
lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek
keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan
memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah
bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi.
Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang
dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar
ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia.
Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam
wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan
spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang
begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi
simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan.
Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat
untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana
tarian tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian
yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang
sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman
prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu
membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga
akhir zaman.
Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni
atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi
memiliki makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan
unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan
geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk
dinikmati. Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan
dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian
sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama.
Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan
tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau
ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi.
Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme
mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam
perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni
pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari
jenis kesenian yang lahir pada zaman modern.
Pada masyarakat modern yang
dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik,
guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan
masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal
harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi
syarat sebagai penari yang profesional.
B.
Jenis-jenis Seni Tari
1. Jenis tari
Menurut Koreografinya
·
Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang
diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya
tari Golek ( Jawa Tengah )
·
Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua
orang secara berpasangan (duet/pas de duex). Contohnya tari Topeng (Jawa
Barat).
·
Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok
yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
·
Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal
lebih dari banyak kelompok dan biasanya dilakukan oleh setiap suku bangsa
diseluruh daerah Nusantara
Contoh: Tarian Koreografi
Contoh: Tarian Koreografi
2. Jenis tari
Menurut Jumlah pemainnya atau Penyajiannya
·
Tari tunggal adalah tari yang disajikan dan dibawakan oleh
satu orang penari, baik perempuan maupun laki-laki.
·
Tari Berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua
orang penari dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah
gerakannya saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak antara
keduanya, dapat ditarikan dengan sesama jenis ataupun dengan lawan jenis.
·
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa
penari dimana antara satu penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda,
meskipun geraknya tidak sama tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang
merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan.
·
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak
penari dengan ragam gerak yang sama, dan antara penari satu dengan penari yang
lain, tidak ada jalinan gerak yang saling melengkapi.
Contoh : Tari Saman
3. Jenis tari Menurut Fungsi dan
Tujuannya
·
Tari Upacara
Upacara
keagamaan
contoh : Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
contoh : Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
·
Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)
contoh : Tari
Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang,
(Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya
(Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).
·
Upacara Penting dalam kehidupan manusia
contoh : Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena
(Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan
tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan
dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari
Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju
perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
Contoh Tarian Agama
Contoh Tarian Agama
·
Tari Pergaulan
Tari pergaulan
ialah jenis tari yang ditampilkan untuk menyampaikan suatu pernyataan kerukunan
sesama serta keakraban antar mereka, yang pada saat ini ikut menari pada tari
pergaulan ini. Kita dapat menyaksikan penonton ikut menari, mereka pada saat
peristiwa tari pergaulan akan terlibat langsung menari.
Contoh yang tergolong tari pergaulan :
Contoh yang tergolong tari pergaulan :
ü tari
tayuban
ü tari
jaipongan
ü tari
bangreng
ü tari ketuk 3 an
Contoh : Tari Jaipong
4. Jenis Tari
menurut pola garapannya
A. Tari traisional
A. Tari traisional
o Tari
Tradisional adalah tari yang sudah mengalami suatu perjalanan sejarah yang
cukup lama dan selalu pola kepada kaidah-kaidah tradisi yang telah ada. Tari
tradisional berdasarkan atas nilai artistik garapannya dapat dibedakan menjadi dua
o Tari rakyat
(tari tradisi rakyat) yaitu tarian yang lahir atau berasal juga hidup dan
berkembang di kalangan rakyat atau sekelompok masyarakat.
o Tari klasik
(Tari Tradisi Klasik) adalah tarian yang bernilai artistik tinggi dan mempunyai
standar atau norma yan cukup kuat sehingga ada pembakuan gerak dan mengandung
konsep simbolik dan filosofis. Contoh : Tari
Srimpi
C. Tari Kreasi
Tari Kreasi merupakan tari yang timbul karena adanya keinginan untuk mengolah, mencipta, ataupun mengubah gerak yang menjadi dasarnya. Tari Kreasi merupakan media yang membuka kebebasan kepada seniman-seniman tari di dalam mencari kemungkinan-kamungkinan baru di bidang seni tari.
Tari Kreasi merupakan tari yang timbul karena adanya keinginan untuk mengolah, mencipta, ataupun mengubah gerak yang menjadi dasarnya. Tari Kreasi merupakan media yang membuka kebebasan kepada seniman-seniman tari di dalam mencari kemungkinan-kamungkinan baru di bidang seni tari.
Contoh : Tari Yele Fulang
D.
Macam-macam Seni Tari
Macam-macam
seni tari yang ada di Indonesia :
§ TARI
TRADISIONAL
Tari
tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini
diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung
nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari
tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
§ TARI
TRADISIONAL KLASIK
Tari
tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana.
Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan
busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau
penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya
Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
§ TARI
TRADISIONAL KERAKYATAN
Berkembang di
kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga
iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan
sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin
(Sumatera Barat)
§ TARI KREASI
BARU
Merupakan
tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata
tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya.
Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga
kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul
istilah tari modern. Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
ü Tari Kreasi
Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari
kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
ü Tari Kreasi
Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi
yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun
tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak
menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya
tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari
modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
§ TARI
KONTEMPORER
Gerakan tari
kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan
penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya.
iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang
sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.
B.
Unsur-unsur tari
1.
Gerak
Gerak merupakan medium pokok dalam seni tari. Karena merupakan media yang
pertama-tama digunakan untuk alat ungkap dan ditangkap oleh penonton. Agar
gerak tersebut dapat mewakili maksud yang hendak diungkapkan, maka perlu adanya
penataan/penggarapan yang tepat. Melalui penggarapan itulah, suatu gerakan akan
mempunyai kualitas atau bobot yang ditentukan sesuai dengan maksud
penggarapannya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang kualitas atau bobot tarian
tersebut di atas, bahwa secara tehnis ditinjau dari tata gerak tari,
kualitas/bobot bisa terwujud karena adanya kemampuan memanfaatkan unsur:
v Tenaga
Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang dibangun dalam gerakan.
Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka gerak tari bagaikan sebuah
benda yang bergerak melintas begitu saja. Sekecil apapun penggunaan tenaga yang
diperlukan dalam gerak tari, perlu dipahami dan dapat disalurkan dalam tubuh.
Karena dengan penggunaan tenaga yang berbeda akan menghasilkan kesan dinamika
yang berbeda pula.
Misalnya saja untuk gerakan yang keras memerlukan tenaga yang lebih banyak
daripada gerakan yang lembut. Ada pula gerakan yang sangat pelan tetapi
memerlukan tenaga yang kuat, karena ingin menghadirkan pengungkapan yang
mencekam. Bagaimana awal tenaga tersebut harus disalurkan dan pada saat kapan
tenaga harus dilepas, seringkali menentukan kesan sebuah gerak tari.
v Ruang
Adalah tempat di sekitar obyek
bergerak. Atau dengan kata lain, ruang adalah keseluruhan arena yang nampak di
udara. Bagaimana bentuk gerak tari dan bagaimana kedudukan penari dalam suatu
panggung agar bisa sesuai dengan gerakannya, juga merupakan masalah ruang.
Kesan ruang bisa hadir dari
posisi gerak tubuh, volume gerak tubuh, kedudukan/penempatan penari di atas
panggung. Kesan ruang dalam tubuh akan nampak dari posisi anggota badan dalam
membentuk suatu gerakan. Kemudian nampaklah kesan-kesan gerakan seperti
berikut: luas-sempit, kuat-lemah, jauh-dekat, diagonal, vertikal, melengkung,
horizontal.
Kesan luas sempitnya gerakan
bisa terjadi karena posisi kaki dan tangan maupun pembentukan tubuh yang
mengecil/merapat ataupun membuka/melebar/meluas. Sebagai contoh misalnya: sikap
kedua tangan dan kaki yang terbuka menghadap ke depan dan berdiri di tengah
panggung akan lebih terkesan luas daripada melakukan sikap yang sama tetapi di
samping kiri atau kanan panggung.
Kesan diagonal ditempuh pada
saat posisi gerakan ke arah diagonal, ketika garis diagonal mengarah ke depan
akan menimbulkan kesan dekat, sebaliknya ketika garis diagonal mengarah ke
belakang akan lebih memberikan kesan jauh dari arah hadap penonton.
Kesan vertikal akan nampak
pada saat penari melakukan gerakan mengarah ke atas atau bawah, dari gerakan
ini akan menimbulkan kesan meninggi atau merendah. Sebagai contoh misalnya:
kedua tangan merapat lurus ke atas, kedua kaki merapat, kemudian melakukan
gerakan ke atas dengan cara meluruskan tubuh ke atas, kemudian merendah dengan
cara menekuk kedua lutut (jongkok).
Kesan horizontal bisa nampak
saat posisi gerakan mengarah ke samping kiri dan kanan. Misalnya: penari
menghadap ke depan kemudian bergerak ke arah kiri dan kanan dalam posisi tangan
ndaplang (terlentang).
Kesan lengkung bisa nampak suatu
gerakan dilakukan dengan lengkungan-lengkungan di tempat maupun sambil
melintas.
Pada gerakan-gerakan
diagonal-vertikal maupun horizontal bisa menimbulkan perspektif, misalnya kesan
jauh-dekat, dalam-dangkal.
v Waktu
Perjalanan setiap gerak tari
akan menghadirkan kesan tertentu. Bagaimana gerak itu dibuat dan dilakukan
untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada pola waktu atau penataan unsur
waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat maupun panjang-pendeknya suatu
gerak tari.
Banyak sedikitnya pola gerak
tari yang tersusun dalam suatu komposisi tari akan menentukan panjang pendeknya
sebuah tari. Untuk itu berapa lama sebuah tari dilakukan juga tergantung dari
kebutuhan penciptaan/penataan tari. Dengan demikian aspek waktu merupakan
permasalahan tentang panjang-pendeknya maupun cepat-lambatnya suatu perjalanan
gerak tari.
2.
Iringan
Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun demikian bukan
berarti setiap gerakan atau tarian memerlukan musik iringan yang jelas secara auditif,
tetapi bisa berupa kesan musikal saja. Kesan musik tersebut bisa
dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama. Dari pemahaman irama tersebut
terjalinlah nafas kehidupan, sehingga dapat menghasilkan suasana tertentu dalam
penghayatan.
Secara ringkas peranan (fungsi) musik iringan dalam tari dapat dikategorikan
sebagai berikut:
·
Membantu menguatkan suasana
dan adegan
·
Memperjelas dinamika
·
Menuntun
rasa/perasaan/pengungkapan
·
Memperjelas irama
·
Harmonisasi
·
Memperjelas daya emosional
·
Memperjelas intensitas
(tekanan) gerak
·
Ada beberapa elemen/ unsur
musik yang perlu diketahui, antara lain:
1.
Unsur pokok:
Ø Bunyi
Merupakan sumber utama musik.
Bunyi sebagai iringan tari terjadi karena disengaja yaitu dengan cara memainkan
alat musik, ataupun bunyi dari kehidupan alam semesta.
Ø Irama
Irama terjadi karena mengalirnya ketukan dasar yang teratur mengikuti
beragamnya variasi gerak melodi. Pola irama pada musik memberikan perasaan
tertentu pada setiap insan yang mendengarkan, karena pada hakekatnya irama
adalah gerak yang menggerakkan perasaan. Contoh: irama melayu, irama dangdut,
irama keroncong, dsb.
Ø Melodi
Melodi dapat hadir karena susunan nada-nada dalam suatu lagu. Kesan melodi
sangat tergantung dari kesan yang hendak diungkapkan melalui susunan nada
tersebut. Bagaimana untuk menciptakan kesan sedih, kacau, gembira, marah, agung
adalah tergantung pada kemampuan menyusun nada-nada.
Ø Birama
Adalah pengelompokan ketukan menjadi unit-unit hitungan, terutama dalam
hubungannya dengan kerangka waktu. Pengelompokan tersebut berkaitan dengan
eleman-elemen musik seperti melodi, harmoni, ritmik dsb.
Ø Harmoni
Merupakan kesesuaian dan keselarasan bunyi dari setiap instrumen dalam
permainan musik kelompok, yang tampil sebagai bentuk yang utuh, enak didengar
dan memenuhi syarat sebagai suatu karya musik.
Ø Tekstur
Merupakan jalinan atau alunan melodi yang terdiri dari berbagai suara dalam
sebuah karya musik. Berbagai suara yang dipadukan melalui
pertimbangan-pertimbangan keserasian nadanya dapat diibaratkan sebagai
jarring-jaring yang melatarbelakangi sebuah karya seni. Dalam jarring-jaring
tersebut tergambarkan berbagai kesan ataupun sebuah kehidupan yang ingin
diceritakan oleh penciptanya.
2.Unsur pendukung
·
Tempo
Adalah istilah untuk ukuran kecepatan, misalnya
tempo cepat-lambat-sedang. Tempo dibentuk dengan cara mengatur berat, yaitu
ketukan dasar dalam ukuran antara nada yang satu dengan nada yang lain.
·
Dinamika
Dinamika dapat didefinisikan sebagai volume
bunyi yang kuat/ lembut dan perubahan yang berangsur-angsur dari kuat ke lemah
dan sebaliknya.
Dinamika dan tempo sangat mendukung ekspresi
musik, karena mampu memberikan daya hidup pada performa (penampilan) musik dan
lagu.
·
Gaya
Merupakan suatu cara menyampaikan melodi atau
lagu, tersambung dengan halus atau terputus-putus, feminin atau sigrak, halus
atau keras dsb. Setiap penggarapan musik tentu mempunyai pendekatan
karakteristik tersendiri sesuai dengan latar belakang penggarapan dan hasil
yang hendak dicapai.
·
Kualitas nada/warna nada
Setiap sumber suara akan menghasilkan warna suara (timbre) sebagai ukuran
kualitas suara yang diharapkan. Disamping tergantung oleh jenis sumber suara
yang dipilih, kualitas nada ataupun warna suara juga sangat tergantung dari
jumlah sumber suara maupun alat musik dan cara menggarapnya.
·
Bentuk komposisi atau form.
Adalah bentuk komposisi sebagai suatu karya musik. Misalnya adanya beberapa
hal yang menyebabkan lagu tersebut terbagi dalam bagian-bagian yang sama,
hampir sama, atau berbeda sekali antara bagian yang satu dengan bagian yang
lain.
Unsur-unsur
pendukung lainnya :
A.
Tema
Dalam suatu karya tari, tema merupakan salah satu unsur yang menentukan.
Agar karya tari dapat ditangkap oleh penonton, maka tema perlu ditentukan
terlebih dahulu sebelum geraknya dieksplorasi. Karena pengembangan ide
penggarapan tetap perlu berpijak pada tema pokoknya.
B.
Tata rias busana
Tata rias adalah segala upaya
mengubah wajah dengan menggunakan alat-alat tertentu sesuai dengan peran atau
karakter yang ditentukan. Berbagai upaya mengubah wajah tersebut antara lain
dengan menggunakan pewarna, goresan/coretan, dan lain sebagainya.
Tata busana adalah segala
perlengkapan yang dikenakan pada artis/penari saat ia memperagakan peran
tertentu di atas pentas. Tata busana dapat berupa pakaian yang berfungsi
sebagai penutup (pelindung) badan termasuk perhiasan (asesoris) ataupun tanda
pengenal (atribut) yang membedakan peran yang satu dengan yang lainnya, dan
juga peralatan untuk kelengkapan menari (property).
Untuk membuat tata busana perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
·
Bentuk atau model tata busana
·
Jenis bahan yang digunakan
·
Tata warna
C.
Ruang pentas
Ruang pentas adalah
keseluruhan arena yang nampak dengan pembatasannya yang jelas terutama adanya
lantai. Ruang pentas dapat berupa:
·
Pentas arena: tempat
pertunjukan berbentuk arena (melingkar) yang tidak ada pemisahan yang jelas
antara penonton dan pementas.
·
Panggung prosenium: panggung
pertunjukan berbentuk prosenium yang mempunyai batas yang jelas antara penonton
dan pementasan.
·
Panggung tapal kuda:
panggung pertunjukan dimana tempat penonton berbentuk tapal kuda.
D. Hakikat Seni Tari Dalam Pembelajaran Di SD
Secara teoretis yang dimaksud dengan seni tari
adalah seni gerak tubuh yang mempunyai makna atau arti dimana ada sesuatu yang
ingin diungkapkan dari jiwa manusia sehingga membentuk perilaku yang mempunyai
nilai keindahan (seni). Berbicara mengenai pengertian tentang tari, banyak para
ahli mengemukakan pendapatnya dan memberikan definisi tari yang satu sama
lainnya mengandung pengertian yang hampir sama. Beberapa pengertian tari
menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
para ahli adalah sebagai berikut:
1. Levinson (Soedarsono et al, 1996: 2) mengemukakan bahwa,
“Tari adalah geraktubuh
yang berkesinambungan melewati ruang yang telah ditentukan sesuai dengan ritme
tertentu serta mekanisme yang sadar”.
2. Doubler (Soedarsono et al, 1996: 2) mengemukakan bahwa,
“Tari adalah
ekspresi gerak ritmis dari keadaan-keadaan perasaan yang secara estetis
dinilai, yang lambang- lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan
serta kepuasan dari pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan,
serta dari penciptaan bentuk-bentuk”.
Dari
beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi tari,
dapat disimpulkan bahwa seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang
dituangkan melalui gerak-gerak yang indah. Dengan demikian jelaslah bahwasannya
yang menjadi elemen utama dalam tari adalah gerak. Pendidikan seni tari di
sekolah dasar memang telah dilaksanakan, baik itu dalam pelajaran intra maupun
ekstrakurikuler. Namun demikian, usaha
1. Rangsang Auditif
Rangsang auditif diperoleh melalui indera pendengaran, meliputi berbagai suara dan bunyi-bunyian, seperti suara binatang, suara angin atau air, bunyi alat atau instrumen, kata-kata, puisi, musik, dan sebagainya. Rangsang tersebut dapat dijadikan bahan untuk memotivasi penciptaan gerak. Suasana, karakter, dan gerak tari dapat muncul melalui rangsang auditif tersebut.
2.
Rangsang Visual
Rangsang visual diperoleh melalui indera penglihatan. Rangsang visual dapat timbul dari gambar, patung, objek alam, topeng-topeng, dan sebagainya yang kemudian divisualisasikan kedalam gerak-gerak yang diperoleh.
3. Rangsang Kinestetik
Rangsang kinestetik adalah rangsang yang muncul dari gerak tari atau gerak yang indah. Gerak yang dihasilkan tidak dimaksudkan dalam fungsi komunikatif kecuali sifat alami yang terdapat pada gerak itu sendiri, sehingga gerak yang dihasilkan memiliki corak yang berbeda dengan gerak tari yang diberikan. Dapat diartikan bahwa gerak kreatif yang dihasilkan merupakan hasil pengembangan dari gerak itu sendiri, sehingga memiliki gaya, suasana, dan bentuk yang khusus.
4.
Rangsang Peraba
Rangsang peraba diperoleh dari perabaan terhadap suatu benda tertentu. Seringkali rangsang peraba ini menghasilkan respon kinestetik yang kemudian menjadi motivasi untuk gerak tari, misalnya rasa lembut pada kain beludru dapat memberikan kesan kelembutan kualitas gerak. Selain sebagai dasar penciptaan gerak tari, rangsang ini dapat digunakan sebagai objek pengiring.
5.
Rangsang Gagasan (Ide)
Rangsang gagasan ini paling dikenal dalam dunia penciptaan tari. Biasanya gagasan ini berupa cerita, dongeng, cerpen, puisi, atau peristiwa tertentu. Rangsang gagasan yang berupa cerita dapat dijadikan rangsang awal pada pembelajaran tari. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa bentuk-bentuk rangsang dalam pembelajaran seni tari ternyata sangat bervariasi. Sebagai pemegang sentral dalam proses pembelajaran maka guru seni tari diberi kesempatan yang sangat leluasa untuk memilih rangsang mana yang akan dipergunakan dalam proses pembelajarannya.
E.
Deskripdi
1 Tarian Daerah
Tari Merak merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Jawa
barat ,makna dari tarian merak ini terdapat pada gerakannya yang ceria dan
gembira ,sehingga tarian merak ini selalu digunakan sebagai tarian persembahan
bagi tamu atau menyambut pengantin pria untuk menuju pelaminan ,Tari Merak
adalah tarian populer di daerah jawa dan merupakan tarian kreasi
baru dari Tanah Pasundan, yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada
tahun 1950an, walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun
sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan
pesonanya kepada merak betina, dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha
merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu
ekornya yang indah dan panjang, dalam usahanya menarik merak betina, sang
jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada dirinya sampai membuat
sang betina terpesona dan serlangsung sampai perkawinan .
B. Kelengkapan Tari Merak
Dalam
pertunjukan, tari Merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang
penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang penuh warna,
seperti merah, kuning, serta hijau. Untuk menambah kesan menarik, mereka juga
mengenakan selendang yang warnanya senada dengan kostum penari. Ketika
dibentangkan, selendang itu tampak seperti sepasang sayap. Beberapa kelengkapan
tari Merak antara lain sebagai berikut.
No.
|
Kelengkapan
|
Deskripasi
|
1.
|
Mahkota
|
Mahkota yang
dikenakan oleh penari merak disebut juga dengan nama siger, keunikan terlihat
dari asesories yang terdapat di dalamnya yakni berupa payet atau pernik
dengan bermacam warna sehingga menimbulkan warna glamour ketika terkena sinar
layaknya bulu merak.
|
2.
|
Hiasan
telinga
|
Pada bagian
telinga para penari merak menyerupai ornamen yang terdapat dalam kostum
pewayangan. Jika dilihat secara umum properti yang bernama sesuping ini masih
menjadi pelengkap Mahkota.
|
3.
|
Hiasan
sanggul
|
Pada bagian
belakang rambut para penari menggambarkan burung merak jantan. Sebagian orang
juga menyebut properti ini dengan nama garuda mungkur.
|
4.
|
Hiasan dada
|
Penari tari
merak mengenakan kainseperti kemben sebagai busana penutup bagian dada. Kain
kemben ini melingkar di bagian tubuh dari dada sampai bawah perut.
Sebagaimana tema dari tarian ini tentu saja pernik berwarna-warni menghiasi
kostum ini.
|
5.
|
Apok
|
Apok
merupakan kain penutup yang berbentuk melingkar yang dikenakan oleh penari
sebagai penutup leher hingga ke bagian dada.
|
6.
|
Sayap
|
Jika dilihat
secara keseluruhan sayap ini menjadi ciri utama yang membedakan kostum tari
merak dengan busana tarian lain. Dalam pementasan nanti sayap ini memiliki
peran penting yang menggambarkan bahwa tarian ini melambangkan seekor burung
merak.
|
7.
|
Penutup bawah
|
Sebagai
penutup bagian bawah atau kaki, para penari menggunakan busana berbentuk rok.
Bagian bawah ini dilengkapi dengan ornamen-ornamen yang menghiasi kain
tersebut juga dibuat semirip mungkin dengan bulu burung merak.
|
C. Gerakan Tari Merak
Gerakan lemah gemulai dari sang penari Merak menjadi ciri khas tersendiri
dari pertunjukan tari Merak. Sesekali, mereka menampilkan gerakan layaknya
seekor burung yang sedang melompat. Gerakan tari Merak semakin terkesan
mempesona ketika penari Merak menari sambil membentang sepasang sayap yang
penuh warna. Beberapa nama gerakan yang ada dalam tari merak antara lain
sebagai berikut.
No.
|
Ragam Gerak
|
Deskripasi
|
1.
|
Gerakan
kepala
|
1.
Galier adalah gerakan yang memutarkan kepala.
2.
Gilek adalah gerakan menggoyangkan kepala ke kanan
dan ke kiri
|
2.
|
Gerakan
tangan
|
1.
Ukel adalah gerakan memutarkan tangan.
2.
Selut adalah gerakan tangan kanan dan kiri yang
digerakan ke depan atau ke atas selut (selut adalah gerakan tangan kanan dan
kiri yang digerakan ke depan atau ke atas dengan cara bergantian.
3.
Tepak bahu adalah gerakan tangan yang menepuk-nepuk
bahu baik itu satu tangan atau dua tangan dan bahkan dua tangan saling
bergantian.
4.
Capang adalah gerakan tangan yang membengkokkan
salah satu dari tangan.
5.
Nyawang adalah gerakan tangan yang menandakan bahwa
sedang melihat keadaan yang jauh.
6.
Lontang kiri/kanan adalah gerakan tangan yang
menggunakan dua tangan dan digerakkan saling bergantian.
|
3.
|
Gerakan kaki
|
1.
Duduk deku adalah yang melipat dua kaki ke Dalam.
2.
Seser adalah gerakan kaki yang bergeser ke arah
kanan dan kiri.
3.
Sirig adalah gerakan kaki yang menggoyang-goyangkan
kedua kaki dengan bersamaan.
|
4.
|
Gerak
gabungan
|
Mincid adalah
gerakan gabungan kepala, tangan, dan kaki dan di gerakan bersamaan tetapi
tangan dan kaki berbeda yaitu tangan kanan berpasangan dengan kaki kiri
begitu pun sebaliknya.
|
Dengan iringan
lagu gending Macan Ucul para penari tari Merak menggerakan tubuhnya dengan
gemulai layaknya gerakan merak jantan yang sedang tebar pesona. Gerakan merak
yang anggun dan mempesona tergambar dari gerakan Tari Merak yang penuh
keceriaan dan keanggunan. Sehingga tak heran jika Tari Merak sering digunakan
untuk menyambut pengantin pria atau sebagai hiburan untuk tamu dalam acara
pernikahan. Selain itu Tari Merak juga banyak ditampilkan dalam event – event
baik yang bertaraf nasional dan internasional karena keindahan gerakan Tari
Merak .
D. Nilai Keceriaan
Nilai keceriaan yang
digambarkan dalam tari merak akan semakin jelas dengan penggunaan kostum yang
digunakan oleh sang penari persis seperti ekor merak, dalam membawakan tarian
merak, penari akan menggunakan kostum yang berwarna – warni dengan aksesoris
yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan, dan yang tidak pernah
ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang bisa
dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang – goyang ketika
penari menggerakan kepalanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gerak
tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam
tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud
tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk
kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat
atau penonton.
Pada masyarakat modern yang
dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik,
guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan
masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal
harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar
dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA